Apa itu Ddos – Bagi seorang pakar internet tentu sudah sangat tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini, ya Distributed-Denial-of-Service attack atau yang lebih dikenal dengan istilah DDoS Attack merupakan salah satu serangan yang digunakan oleh seorang hacker untuk menyerang sebuah website agar tidak bisa dipakai oleh usernya, Distributed-Denial-of-Service attack pada konsepnya menggunakan ribuan zombie system yang menyerang suatu target dengan secara bersamaan, adapun tujuan dari DDoS attack ini adalah agar sebuah website atau layanan online tidak bisa bekerja dengan efisien atau bahkan mati sama sekali, untuk sementara waktu atau mati selama-lamanya.
Secara umum Target serangan DDoS attack tidak hanya ditujukan untuk satu arah saja namun bisa ditujukan ke berbagai bagian jaringan. Seorang hacker atau peretas bisa menggunakan jaringan ke routing devices, web, electronic mail, ataupun server Domain Name System.
Secara umum Ada 5 tipe dasar DoS attack yang banyak digunakan oleh seorang hacker, 5 tipe dasar Distributed-Denial-of-Service attack ialah sebagai berikut:
- Distributed-Denial-of-Service attack berfungsi untuk menggunakan sumber daya komputer secara berlebihan, seperti bandwith, disk space, atau processor.
- Distributed-Denial-of-Service attack dapat ditujukan untuk mengganggu informasi konfigurasi, seperti informasi routing.
- Dddos attack juga bisa menjadi salah satu Gangguan terhadap informasi status, misalnya memaksa me-reset TCP session.
- Gangguan terhadap komponen-komponen fisik network.
- Distributed-Denial-of-Service attack mampu Menghalang-halangi media komunikasi antara komputer dengan user sehingga mengganggu komunikasi.
Jika dilihat dari Gejala-gejala DDoS attack, umumnya dapat berakibat fatal bagi website ataupun sebuah komputer yang menggunakan jaringan internet untuk online, adapun gejala umum dari Distributed-Denial-of-Service adalah sebagai berikut
- Kinerja jaringan di dalam sebuah website jadi menurun. Hal ini Tidak seperti biasanya, seorang user akan kesulitan dalam membuka file ataupun ia akan kesulitan dalam mengakses situs
- Fitur-fitur penting pada sebuah website hilang dan tidak bisa dikembalikan
- Server down yang mengakibatkan Website sama sekali tidak bisa diakses.
- Peningkatan jumlah email spam dari Distributed-Denial-of-Service sangat banyak dan email yang diterima sangat dramatis. Tipe DoS yang ini sering diistilahkan dengan “Mail Bomb Distributed-Denial-of-Service”.
Distributed-Denial-of-Service juga termasuk eksekusi malware, yang digunakan oleh seorang peretas yang dimaksudkan untuk sebagai berikut:
- Distributed-Denial-of-Service digunakan untuk Memaksimalkan kerja processor, sehingga mampu memblok tugas-tugas yang lain di dalam sebuah server.
- Distributed-Denial-of-Service juga dapat Memicu terjadinya error di dalam microcode yang ada di sebuah website.
- Distributed-Denial-of-Service dapat digunakan untuk Memicu error pada urutan instruksi dan memaksa komputer menjadi tidak stabil dan locked-up.
- Distributed-Denial-of-Service umumnya Memanfaatkan error-error yang ada di system operasi yang berbuntut pada ‘kematian’ system.
- Distributed-Denial-of-Service mampu Membuat system operasi di dalam sebuah website menjadi crash atau bahkan down dan tidak dapat diakses
- iFrame dan file Distributed-Denial-of-Service di dalamnya terdapat sebuah dokumen HTML yang sengaja dibuat untuk mengunjungi halaman web ber-kilobyte tinggi dengan berulang-ulang kali hingga mencapai jutaan kali, hingga melampaui batas bandwidth di dalam website itu sendiri. Kelebihan bandwidth tentu akan membuat sebuah website jadi gampang down dan tidak dapat diakses.
Mungkin hanya itu penjelasan kami mengenai apa itu ddos atau Distributed-Denial-of-Service dan cara kerjanya, semoga dengan penjelasan kami diatas berguna bagi para pembaca sekalian, semoga bermanfaat.